Guyuran air dapat meluluh lantahkan Jakarta dalam sekejap. Kota metropolitan yang biasanya tiada henti berdenyut kini sunyi tanpa kendali.
Hanya dalam waktu sehari semalam di guyur hujan Jakarta lumpuh total. Banjir melanda ibukota untuk kesekian kalinya, aktivitas warga terganggu, jalan-jalan protokol tergenang, kemacetan dimana-mana, busway anak emas Jakarta tidak bias jalan, bandara tidak beroperasi, mobil presiden terjebak banjir.
Sangat ironis sekali melihat keadaan seperti itu, tampaknya banjir melanda adalah suatu hal yang lumrah, yang tidak perlu dianggap sebagai persoalan besar. Kalau memang masyarakat dan pemerintah menganggap banjir persoalan besar tentunya hal ini tidak terjadi untuk kesekian kalinya. Apalagi usia Jakarta sudah bertambah tapi tak diimbangi oleh perbaikan system. Dalam memperbaiki system ini kedua belah pihak harus terlibat mendukung langsung yaitu pemerintah dan masyarakat, tidak bias hanya salah satu saja. Missalnya, pemerintah merencanakan program larangan buamg sampah sembarangan, tetapi masyarakat masih saja membuang sampah sembarangan tanpa menghiraukan peraturan pemerintah. Begitu juga apabila ada lahan resapan air pemerintah jangan mempergunakan lahan tersebut untuk pembangunan rumah, perkatoran atau pusat perbelanjaan.
No comments:
Post a Comment