Tuesday, August 28, 2007

Manfaat TV dan Radio bagi Masyarakat

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Berdasarkan kedua pengertian diatas bisa dikatakan bahwa Radio dan Televisi merupakan penghubung atau alat yang bisa menghubungkan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Walaupun jarak yang di tempuh kedua alat tersebut berbeda tapi fungsi dan tujuan yang ingin dicapai adalah sama.
Manfaat dari kedua alat ini juga bisa di katakan banyak sekali, sebagai contoh untuk menyampaikan pesan atau berita dari pemerintah kepada masyarakat, bisa dikatakan seketika itu juga akan sampai bahkan dalam hitungan detik, bukan jam, bukan hari, dan juga bukan bulan layaknya jaman dmana kita hanya bisa berkomunikasi jarak jauh hanya dengan mengandalkan surat tulisan tangan. Jadi inget filmnya Kevin Costner yang judulnya The Postman, kalo tidak salah, bisa kebayang jika televisi tidak pernah tercipta dan radio tidak pernah terdengar suaranya sampai saat ini mungkin kita juga tidak akan bisa mengirim e-mail seperti sekarang ini juga.
Nun jauh dari pernyataan saya di atas, manfaat TV dan radio bagi masyarakat sendiri seperti hasil dari jurnal depkominfo yang mengatakan. Kehadiran televisi lokal menjadi salah satu alternatif bagi komunitas lokal untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan. keberadaan televisi lokal menjadi sangat berharga baik bagi pemerintah daerah maupun bagi masyarakat. Penelitian Depkominfo tersebut menyimpulkan, layanan informasi yang disiarkan televisi lokal dinilai cukup baik, terbukti dengan kritik dan saran responden agar kedepan dapat menginformasikan potensi daerah kepada masyarakatnya.
Adapun dari manfaat yang sangat berguna akan keberadaan televisi dan radio, yang membuat akhir-akhir ini menjadi tidak berguna adalah tayangan-tayangan yang di nilai tidak bermanfaat, khususnya televisi, semakin banyaknya sinetron yang disiarkan dinilai hanya menjual mimpi dan tidak mendidik sama sekali. Begitu pula nilai-nilai kebenaran yang di tayangkan juga belakangan ini sedikit berkurang.
Pada akhirnya kita mungkin akan selalu melihat televisi ketika merasa memerlukan informasi terbaru tentang apa yang sedang terjadi, dengan demikian diharapkan televisi juga bisa memberikan nilai-nilai humanisme penayangannya. Agar manfaat televisi bisa kembali lagi seperti sedia kala.

Manfaat TV dan Radio bagi Masyarakat

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Berdasarkan kedua pengertian diatas bisa dikatakan bahwa Radio dan Televisi merupakan penghubung atau alat yang bisa menghubungkan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Walaupun jarak yang di tempuh kedua alat tersebut berbeda tapi fungsi dan tujuan yang ingin dicapai adalah sama.
Manfaat dari kedua alat ini juga bisa di katakan banyak sekali, sebagai contoh untuk menyampaikan pesan atau berita dari pemerintah kepada masyarakat, bisa dikatakan seketika itu juga akan sampai bahkan dalam hitungan detik, bukan jam, bukan hari, dan juga bukan bulan layaknya jaman dmana kita hanya bisa berkomunikasi jarak jauh hanya dengan mengandalkan surat tulisan tangan. Jadi inget filmnya Kevin Costner yang judulnya The Postman, kalo tidak salah, bisa kebayang jika televisi tidak pernah tercipta dan radio tidak pernah terdengar suaranya sampai saat ini mungkin kita juga tidak akan bisa mengirim e-mail seperti sekarang ini juga.
Nun jauh dari pernyataan saya di atas, manfaat TV dan radio bagi masyarakat sendiri seperti hasil dari jurnal depkominfo yang mengatakan. Kehadiran televisi lokal menjadi salah satu alternatif bagi komunitas lokal untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan. keberadaan televisi lokal menjadi sangat berharga baik bagi pemerintah daerah maupun bagi masyarakat. Penelitian Depkominfo tersebut menyimpulkan, layanan informasi yang disiarkan televisi lokal dinilai cukup baik, terbukti dengan kritik dan saran responden agar kedepan dapat menginformasikan potensi daerah kepada masyarakatnya.
Adapun dari manfaat yang sangat berguna akan keberadaan televisi dan radio, yang membuat akhir-akhir ini menjadi tidak berguna adalah tayangan-tayangan yang di nilai tidak bermanfaat, khususnya televisi, semakin banyaknya sinetron yang disiarkan dinilai hanya menjual mimpi dan tidak mendidik sama sekali. Begitu pula nilai-nilai kebenaran yang di tayangkan juga belakangan ini sedikit berkurang.
Pada akhirnya kita mungkin akan selalu melihat televisi ketika merasa memerlukan informasi terbaru tentang apa yang sedang terjadi, dengan demikian diharapkan televisi juga bisa memberikan nilai-nilai humanisme penayangannya. Agar manfaat televisi bisa kembali lagi seperti sedia kala.

Monday, August 13, 2007

Bertemu dengan Perpisahan

Ada pertemuan, pasti ada perpisahan. begitu bunyi pepatahnya, pepatah ato bukan gw ga tau. Ada yang bilang juga klo itu juga merupakan hukum yang berlaku. Layaknya ada api ada air, ada angin ada tanah. ko kaya elemen di film Avatar yah. hueheheheheh....... Begitulah kehidupan ini, selalu ada pertemuan dan perpisahan juga. tapi temen gw pernah ngeluh, kenapa kita itu selalu siap jika hendak mengalami pertemuan, tapi ga pernah siap untuk mengalami perpisahan. mungkin itu bersal dari sifat tamak manusia kali yah. jika ingin mendapatkan sesuatu pasti mereka akan melakukan segala persiapan yang besar-besaran tapi tidak pernah terpikir untuk mempersiapkan adanya perpisahan yang mungkin terjadi.
Tapi hal itu juga tergantung dari kepentingan juga. sebagai contoh ketika kita hendak memiliki kendaraan motor, pasti kita akan mempersiapkan segala hal sampai memikirkan mu di parkirin dimana motor itu nanti klo dah jadi milik kita, n bakalan di tutupin pake apa ntar tuh kendaraan.
Mungkin di sini kita haru mulai belajar n menyadari diri sendiri kalo segala sesuatu itu tidak akan dimiliki selamanya. hmmm.... skali lagi hal yang sudah sering di dengar, n di kasih tau setiap hari klo kita itu jangan terlalu tamak n segalanya sehingga lupa klo kita itu ga abadi di dunia ini. tapi selalu n selalu kita saling mengingatkan kalo tidak ada yang kekal di dunia ini. n sebaiknya mulai sekarang mulai belajar untuk bisa mengikhlaskan kehidupan yang kita jalani ini.

Friday, August 10, 2007

Meredeka

Merdeka, Jakarta - pipomon... merdeka suatu kata yang artinya juga bisa kebebasan, kalo menurut pipomon, merdeka adalah suatu keadaan manusia terlepas dari belenggu yang mengikat dan membatasi kebebasan. Melihat arti yang seperti sudah tentu kalo tidak mendapat kebebasan kita sebenernya belum merdeka.
Sebenernya sudah banyak yang mempertanyakan kemerdekaan yang kita lalui selama ini apakah sudah benar-benar merdeka atau tidak. Semenjak pernyataan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, ternyata kita masih terbelenggu dengan hal-hal yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh yang paling nyata dan masih ada di pikiran kita pemerintahan orde baru yang memimpin dengan kediktatorannya, membelenggu segala hal mulai dari kebebasan berbicara sampai kebebasan bertelanjang dada. Namun setelah orde baru jatuh lalu berlanjut ke orde reformasi, yang katanya melepas semua belenggu yang ada didiri kita, tapi ternyata masih tetap saja kita merasa terbelenggu. sebagai contoh nyata, ketika kita mengajak berbicara rakyat kecil, contoh yang dipakai adalah para penjual asongan, makanan kecil, warung indomie, dan tukang foto kopi, mereka merasa takut untuk membicarakannya padahal negara ini sudah bebas berbicara dan berpendapat, tapi masih saja mereka takut untuk berbicara. Jadi apa benar kita ini sudah merdeka sejatinya merdeka atau merdeka menurut keadaan yang kita anggap merdeka.
Berbicara tentang merdeka juga seharusnya tidak hanya milik sendiri tapi milik bersama, mungkin skala kecilnya negara kita sendiri dan skala besarnya adalah Dunia secara keutuhan. Untuk yang satu ini kita sebenarnya belum lah merdeka, dan sebenarnya juga seluruh dunia ini belum lah merasa kemerdekaan yang sebenernya juga ternyata. Contoh nyata, negara Amerika yang sampai sekarang masih belom merasa merdeka sama sekali. Jika mereka benar-benar merasa merdeka tidak seharusnya mereka merasa terancam oleh negara-negara lain ato negara-negar yang di anggap memili ancaman terhadap negara mereka, dan contoh lainnya yang tidak mau di sebutkan.
Kembali ke Indonesia, kemerdekaan ternyata hanya sebagai simbol dan acara hura-hura atau hanya sebagai pesta memeriahkan tanggal merah yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, dan entah konyol atau menyenangkan tahun ini jatuh pada hari jum'at, dan secara tidak langsung menjadi liburan panjang bagi sebagian orang, mungkin juga bagi semua orang di Indonesia. libur panjang yang menjadi ajang merayakan kebebasan. Kebebasan bukan kemerdakaan, kebebasan dari rutinitas sehari-hari sebagai pegawai kantoran, sebagai pelajar, hari itu merupakan hari terbebas dari rutinitas sehari-hari.
Lalu kemanakah arti peringatan kemerdekaan yang dulu dengan susah payah di dapat oleh para pejuang kita. Ini mungkin sudah menjadi tulisan yang sering sekali di tulis oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia. mungkin juga sampai bosen ngebacanya. Kenapa sieh mesti ngomongin kaya gini terus. kenapa harus mengenai kemerdekaan yang tidak sebenernya, kemerdekaan yang semu, tidak nyata dan sebagainya. Pipomon juga bosen baca dan skarang malah ikutan nulis juga tentang hal kaya gini. Tapi ternyata beginilah keadaan yang sebenernya terjadi. Bahwa kita tidaklah akan bisa menjadi merdekanya sejatinya merdeka, karena dimanapun kita selalu ada hal yang mengikat kita dalam menjalani hidup.

Friday, August 03, 2007

mana hak suaraku

Hak suara terbatas oleh umur. hal yang sangat lucu menurut kacamata seorang pipomon, saat ini di TV ada iklan dari sampoerna group yang mengangkat masalah anak muda. sudah dua sampai saat ini iklan yang dimuat. yang pertama adalah iklan yang mengenai anak muda yang ingin presentasi lalu dia dipanggil oleh atasannya. tapi dia tidak di ijinkan untuk berbicara karena dia masi terlalu muda, karena itu dia langsung di dandan menjadi lebih tua agar bisa presentasi.

yang kedua adalah iklan tour guide di dalam bis. dia sewaktu dia berbicara tidak ada orang tua yang mau mendengarkan apa yang diucapkan oleh tour guide, langsung semua turis itu pura-pura tidur. tapi ketika bertukar posisi dengan si supir walaupun dengan suara si perempuan para turis itu akhirnya mendengarkan. dengan kata laen dimasa kini para anak mudanya tidak ada yang dipercaya oleh orang-orang tua. atau dengan kata lain orang yang lebih muda di anggap kurang pengalaman baik itu dari sisi kehidupan atau pengalaman mengenai pekerjaan yang ingin dikerjakannya.

memasuki pilkada yang tinggal beberapa hari lagi, melihat para calon gubernur pada dasarnya dipilih yang memiliki pengalaman. tapi dalam hal ini pengalaman dalam bidang apa pengalaman menangani masalah atau pengalaman menambah masalah. jika dilihat kedua calon yang ada mereka keduanya juga kurang pengalaman mengenai pemecahan masalah yang ada di jakarta ini. karena mereka sendiri juga kurang mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar.

kembali kemasalah umur yang muda dan umur yang tua. kita tahu bahwa anak muda itu suaranya tidak lah di hitung, tapi ketika memasuki acara-acara seperti ini pilkada, pemilu, atau pemilihan-pemilihan lainnya, putri raja, pemilihan putri dunia, ato yang laennya. mereka selalu mengatakan suara anda kami perlukan. suara kita di perlukan hanya untuk keperluan mereka saja tapi tidak benar2 didengar dan dipakai sebenarnya.

gw jadi pengen golput aja jadinya untuk pemilihan tahun ini. karena gw ga bakalan merasakan langsung dampak dari hasil pemilihan.