Friday, October 19, 2007

ke-bakar-an

Kebakaran, huh untung tak dapat di raih malang tak dapat di tolak. Mungkin untuk orang yang bisa bersifat tabah akan mengatakan seperti itu. tapi bagi orang yang tidak mungkin akan menangis dan marah-marah atas kemalangan yang dialami. Begitupun dengan pipomon. Mungkin tergolong orang yang tidak sabaran, menangis campur marah-marah kalo sampai terjadi pada diri sendiri.

Tapi mungkin itu kalau memang musibah yang benar-benar musibah. Huehehehe... sifat jahat yang muncul terhadap pemerintah. Maksudnya pipo adalah, jika memang musibah kebakaran karena kelalaian orang dalam menaruh barang dan mungkin karen arus pendek bisa di tolerir. Tapi bagaimana jika hal ini terjadi merupakan upaya pemerintah dalam men-transmigrasi-kan atau men-imigrasi-kan orang-orang secara ‘halus’ tidak dengan secara kasar.

Mungkin terlalu dini buat pipo memiliki pemikiran seperti ini dan mungkin menjadi prejudis. Tapi rasanya kalau dilihat berdasarkan berita yang ditayangkan oleh stasiun tv yang ada kesimpulan seperti ini bisa jadi muncul sendirinya. Bagaimana mungkin kebakaran yang terjadi hampir di setiap rumah yang orangnya pada pulang kampung, pasar tradisional yang tidak ada orangnya juga bisa terjadi kebakaran, siapa yang nyalain api? Tuing? Tuing?!? Bingungkan jadinya.

Mungkin merupakan kebijakan pemrintah yang baru untuk menertibkan kota Jakarta dan beberapa kota besar di berbagai daerah. Karena sudah menumpuk orang-orangnya jadi mereka kewalahan dalam menanganinya, kalau di usir atau di gusur mereka akan melawan balik dan bisa mengadu ke LSM yang bergerak dibidang HAM. Dituntut ke pengadilan dan repot hal lainnya. Jadi dengan cara kebakaran secara ‘alami’ maka mereka akan secara tidak langsung mungkin akan pulang ke kampung mereka lagi.

Sepertinya hal inipun akan terus berlanjut sampai Jakarta akan menjadi milik kita bersama. Sesuai dengan slogan yang disebut-sebutkan terus.

Wednesday, October 10, 2007

leberan oiy

Antusiasme menyambut lebaran benar-benar terasa sekali belakangan ini. Mungkin hanya pipo sendiri yang merasa seperti itu. Rasanya tanggal satu syawal yang sudah didepan mata hanya beberapa hari lagi terasa sangat lama sekali datangnya. Kemungkinan yang lainnya lagi juga karena puasa ditahun ini yang terasa sangat berat sekali, atau mungkin juga karena puasa tahun ini sedikit berbeda, orang-orang sudah merasakan pentingnya berpuasa dari pada hanya sekedar menahan lapar dan haus. Walau masih banyak terdapat orang yang tidak puasa entah dengan berbagai alas an mereka.

Pipo merasa bulan ramadhan tahun ini benar-benar berbeda daripada tahun-tahun yang sebelumnya. Mungkin juga banyak yang merasa seperti ini bukan pipo seorang diri.

Puasa tahun ini menjeadi berbeda dari tahun sebelumnya karena, diawali dengan gerhana bulan total yang terlihat sepekan atau beberapa pecan sebelum puasa, lalu ditambah lagi malam pertama solat tarowih terjadi gempa. Walaupun gempa tersebut berasal dari tempat yang jauh dari kota tempat pipo berada, kota Jakarta, tapi rasa goncagannya bisa dipahami seperti apa deritanya, mengingat tempat kerja pipo yang berada di lantai 20 jadi berasa banget pusingnya. Hehehhehe….

Dengan alasan seperti itu pipo merasa bulan ini benar-benar berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Rasanya peringatan dari yang Maha Kuasa sudah sampai pada tahap akhir, seolah-olah puasa tahun ini diperingatkan kalau tidak dilakukan dengan benar maka akan datang azab yang nyata. Waduh ko menjurus ke sesuatu yang menakutkan yah, kita selalu takut akan azab dan hukuman yang akan diberikan kepada kita tapi kita tidak pernah sadar untuk merubah atau memperbaiki kesalahan kita.

Sedikit tambahan di bulan ramadhan tahun ini juga, terjadi banyak sekali kematian. Mungkin tidak mengenal sama sekali orang yang meninggal tersebut, bahkan bertemu secara langsungpun tidak pernah. Tapi mengetahui orang tersebut meninggal di gotong mayatnya, di beritakan berita kematiannya, dan segala macemnya, perasaan takutpun menghampiri apakah pipo juga akan termasuk orang yang merasakan puasa terakhir kalinya pada tahun ini. Atau masih diberi kesempatan untuk melakukan puasa pada tahun depan atau tidak.

Banyak hal sebenarnya yang membuat puasa tahun ini menjadi berbeda dari puasa pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi beberapa hal diatas yang membuat pipo benar-benar merasa tahun ini lain dari pada yang lain.

Ada hal lain yang menjadi pemikiran dan semoga tidak menjadi kenyataan. Berawal dari gempa dan tsunami yang menyusul di Aceh, lalu lumpur lapindo yang meluap, sekarang gempa bumi yang bisa di bilang saling bersahut-sahutan, ditambah lagi gunung kelud yang mulai aktif kembali. Mungkin bencana besar yang akan terjadi tidak tahun ini, tapi serangkaian kejadian alam yang terjadi sebaiknya tidak di pandang sebelah mata. Kita harus bisa menggapinya dengan lebih serius dan mungkin melakukan segala persiapan yang sekiranya bisa disiapkan. Survival kit dan hal-hal remeh temeh yang lainnya.

Pipo bukan peramal ataupun cenayang dan juga bukan tergolong paranormal. Tapi hanya lebih memperhatikan kejadian alam lebih serius. Mungkin benar kalau kata orang selama binatang-binatang belom gelisah mungkin tidak akan terjadi apa-apa. Tapi persiapan lebih dini itu lebih baik. Seperti kata pepatah sedia pasyung sebelum hujan.